Ikan mas adalah jenis ikan air tawar, yang mempunyai ukuran 2,5 kg.
Ikan mas biasanya habitatnya di perairan air tawar yang airnya tidak
terlalu dalam dan deras dengan ketinggian mencapai 150-600 m dari
permukaan air laut. Makanan ikan mas berupa makanan tumbuhan dan
binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Adapun pusat produksi ikan mas ada di daerah Ciamis, Sukabumi,
Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta. Manfaat dari budidaya ikan mas ialah sumber protein hewani dan senagai ikan hias. Budidaya ikan mas ini biasanya di kolam, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan dalam keramba di perairan umum.
Indonesia mempunyai potensi perikanan yang sangat melimpah, salah satunya budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas harus ditingkatkan dan dilestarikan. Blogiztic.net adalah salah satu solusi agar anda bisa mengenal cara budidaya ikan mas yang benar sbb.
Syarat lokasi budidaya ikan mas
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%.
- lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun.
- Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk
pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3.
- Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
- Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 oC.
Kolam ikan mas
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200
meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan
dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.
b. Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas
kolam pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk
kolam empat persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk
dengan berat 3 kg memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah
ijuk/kakaban. Dasar kolam dibuat miring kearah pembuangan, untuk
menjamin agar dasar kolam dapat dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan
pralon dan pengeluarannya bisa juga memakai pralon (kalau ukuran kolam
kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam penetasan pada dasarnya sama
dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk penetasan menggunakan
kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk
dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
c. Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan
pendederan ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama
dengan luas 25-500 m2 dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per
petak.Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan
dengan pintu berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir
(salurandasar) dan di dekat pintu pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi
kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat panen dan kubangan untuk
memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat miring ke arah
pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air
sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
Peralatan budidaya ikan mas
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu
untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),
cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur
kadar kekeruhan.
Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah
pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk
memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi,
diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk
buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan
10 gram/meter persegi.
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah matang untuk dipijah
- Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor
sedangkan Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5
kg/ekor.
- Bentuk tubuh secar akeseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
- Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak
putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan; lensa mata tampak
jernih.
- Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam.
- Pangkal ekor kuat dan normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan lebar/tebal ekor.
Sistem Pembenihan atau Pemijahan
Saat ini dikenal dua macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu:
a. Sistim pemijahan tradisional
b. Sistim kawin suntik
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan ikan mas
- Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas.
- Air tidak terlalu keruh; kadar oksigen dalam air cukup; debit air cukup; dan suhu berkisar 25 derajat C.
- Diperlukan bahan penempel telur seperti ijuk atau tanaman air.
- Jumlah induk yang disebar tergantung dari luas kolam, sebagai patokan
seekor induk berat 1 kg memerlukan kolam seluas 5 meter persegi.
- Pemberian makanan dengan kandungan protein 25%. Untuk pellet diberikan
secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4%
dari jumlah berat induk ikan.
Pemeliharaan bibit pendederan
Pendederan atau pemeliharaan anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur
hasil pemijahan menetas. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan
(luas 200-500 meter persegi) yang sudah siap menerima anak ikan dimana
kolam tersebut dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari
ikan-ikan liar. Kolam diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan. Begitu
pula dengan pemberian pakan untuk bibit diseuaikan dengan ketentuan.
Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap I:
- umur benih yang disebar sekitar 5-7 hari(ukuran1-1,5 cm)
- jumlah benih yang disebar=100-200 ekor/meter persegi
- lama pemeliharaan 1 bulan
- ukuran benih menjadi 2-3 cm.
b. Tahap II
- umur benih setelah tahap I selesai
- jumlah benih yang disebar=50-75 ekor/meter persegi
- lama pemeliharaan 1 bulan
- ukuran benih menjadi 3-5 cm.
c. Tahap III
- umur benih setelah tahap II selesai
- jumlah benih yang disebar=25-50 ekor/meter persegi
- lama pemeliharaan 1 bulan
- ukuran benih menjadi 5-8 cm
- perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
d. Tahap IV
- umur benih setelah tahap III selesai
- jumlah benih yang disebar=3-5 ekor/meter persegi; lama pemeliharaan 1 bulan
- ukuran benih menjadi 8-12 cm
- perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih.
Perawatan Bibit
Apabila benih belum mencapai ukuran 100 gram, maka benih diberi pakan
pelet 2 mm sebanyak 3 kali bobot total benih yang diberikan 4 kali
sehari selama 3 minggu.
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a. Polikultur
- ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
- ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b. Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan
dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk
jantan dan betina.
Pemupukan budidaya ikan mas
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP 10
gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi
air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam
disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas serangga
dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari kemudian, air
ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung
pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka
padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan
pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.
Pemberian pakan ikan mas
Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu
protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban
diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning
telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat
suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain
kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
Pemeliharaan kolam ikan mas
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah
menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta
tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.
Hal-hal yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas
- Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
- Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
- Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
- Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
- Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
- Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
- Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus
peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal
perkolaman.
Pemanenan Benih
Panen benih ikan dimulai pagi-pagi, yaitu antara jam 04.00–05.00 pagi
dan sebaiknya berakhir tidak lebih dari jam 09.00 pagi. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengganggu benih
ikan kesehatan tersebut. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan
menyurutkan air kolam pendederan sekitar pkul 04.00 atau 05.00 pagi
secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang
berubah secara mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan
seser halus atau jaring dan ditampung dalam ember atau keramba. Benih
dapat dipanen setelah dipelihara selama 21 hari. Panenan yang dapat
diperoleh dapat mencapai 70-80% dengan ukuran benih antara 8-12 cm.
Pembersihan benih
Pada umumnya, dasar kolam pendederan sudah dirancang miring dan ada
saluran di tengah kolam, selain itu pada dasar kolam tersebut ada bagian
yang lebih dalam dengan ukuran 1-2 meter persegi sehingga ketika air
menyurut, maka benih ikan akan mengumpul di bagian kolam yang dalam
tersebut. Benih ikan lalu ditangkap sampai habis dan tidak ada yang
ketinggalan dalam kolam. Benih ikan tersebut semuanya disimpan dalam
bak-bak penampungan yang telah disiapkan.
Pemanenan Hasil Pembesaran
Umur ikan mas yang dipanen berkisar antara 3-4 bulan dengan berat
berkisar antara 400-600 gram/ekor. Panen total dilakukan dengan cara
mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10-20 cm. Petak
pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu
pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan
secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.