Di Indonesia masih banyak ternak itik dipelihara
secara tradisional yaitu dengan mengembalakan itik di sawah atau di
tempat-tempat yang banyak air. Dengan semakin sempitnya areal
pengembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan
pestisida, maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi
masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari sistem
tradisional ke sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air
atau di kandangkan, ini lebih menguntungkan karena kesehatan dan
keselamatan itik lebih terjamin. Selain itu, produktivitas telur lebih
tinggi serta biaya pemeliharaan lebih efisien.
Banyak penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak
membutuhkan air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara
intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu
sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan yang digembalakan hanya
menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun.
Syarat Perkandangan
Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari
kandang tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang
tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:
1. | Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut. |
2. | Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah). |
3. | Kandang yang dibangun harus memberikan hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang. |
4. | Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu peternak dan keluarganya. Sebaliknya keluarga peternak juga tidak mengganggu itik tersebut. |
5. | Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas. |
Jenis Kandang
1. Kandang Itik Sistem Terkurung
Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi
telur konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang
dipadatkan, bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas
berupa kulit padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila
alas kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk
membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang
kelembabannya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya
penyakit.
2. Kandang Itik Sistem Pekarangan Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar pekarangan dibuat pagar dengan tinggi � 75 cm.
3. Kandang Itik Sistem Baterai
Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan bambu anyaman atau kawat.
Kandang yang Ideal
Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu.
Hal lain yang menjadi penentu ideal tidaknya kandang yang kita dirikan adalah luasan kandang serta daya tampungnya. Sebagai patokan tiap satu meter persegi kandang bisa didiami dengan 4 ekor itik dewasa (umur > 6 bulan) dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah itik yang akan dipelihara |
=
|
Luas kandang yang | |
4 | diperlukan (m2) |
Panjang kandang (m) X lebar (m) X 4 = Jumlah itik yang dipelihara
|
No comments:
Post a Comment